Perspektif orang-orang kafir dengan kekufurannya, selalu memutarbelitkan permasalahan yang ada. Mereka lebih memilih beriman kepada yang bathil, dan menolak yang haq. Mereka selalu mengikuti hawa nafsunya, dan pandangannya yang tidak berasas. Semuanya itu, menjadi penyebab kokohnya kezaliman dalam diri mereka, dan membuat mereka semakin jauh jalan Allah yang lurus.
Firman Allah Taala dalam surah al-Ankabut, ayat 67-68: "Dan, apakah mereka tidak memperhatikan, bahwa sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman, sedang manusia sekitarnya rampok-merampok. Maka, mengapa (sesudah nyata kebenaran) mereka masih percaya kepada yang batil dan ingkar kepada nikmat Allah? Dan, siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-ngadakan perkara dusta terhadap Allah atau mendustakan yang hak itu datang kepadanya? Bukankkah dalam neraka Jahannam disediakan tempat bagi orang-orang kafir".
Ayat diatas memberikan gambaran perbezaan yang nyata kehidupan orang kafir yang melencong jauhdari kehidupan orang beriman. Kehidupan duniawi yang seharusnya mereka jadikan sebagai kehidupan penuh ujian dan masa untuk menanam bekal demi kehidupan akhirat, malah mereka jadikansebagai tempat tinggal abadi dan tempt berpijak. Mereka meletakkan diri dalam penjara yang sempit dan menghabiskan masa mereka yang sangat terhad.
Mereka makan dan menikmati hidup layaknya seekor binatang dan bahkan mereka lebih rendah daripada itu. Binatang masih dapat dikawal dengan tabiatnya, sedangkan orang kafir mereka tidak punya tabiat yang mengikat dan mengawal mereka dari sifat keburukan yang besar dan kerosakan yang membinasakan.
Allah Taala dalam surah Muhammad, ayat 12, menggambarkan watak orang kafir: "Dan, orang-orang kafir itu bersenang-senang (di dunia) dan mereka seperti makannya binatang-binatang. Dan, neraka adalah tempat tinggal mereka".
Di sini Allah Ta'ala telah menjelaskan perspektif orang-orang kafir melalui ayat-ayat al-Qur'an terhadap kehidupan dunia. Dengan tujuan agar orang-orang beriman tidak menyerupai orang-orang kafir, terutama dalam mendepani perilaku orang-orang kafir yang boleh menjerumuskan orang-orang beriman hanya memuaskan hawa nafsu.
Kehancuran orang-orang beriman di mana-mana, kerana mereka telah terjerumus oleh hawa nafsu, yang hanya mengejar kenikmatan dunia. Seperti, yang terjadi pada zaman generasi yang dahulu, kejatuhan Andalusia, dan terakhir Grenada kepada kuasa kafir, kerana para pemimpin Islam sudah terjerumus ke dalam nafsu kenikmatan dunia. Kekuasaan Islam yang sudah menyebar sampai ke tengah-tengah Eropah itu, hancur kerana para pemimpin (sultan dan raja) mereka sudah sangat berlebihan dalam hal kenikmatan dunia.
Sampai, Grenada itu dijual oleh dua orang ekskutif (pejabat) dan satu orang ulama, mereka bertiga yang sudah terselimuti oleh kenikmatan dunia, rela menjual Grenada kepada penguasa kafir. Maka, dari sini sirnalah bangunan Islam yang sudah berlangsung selama kurang lebih tujuh abad. Dan, untuk membinanya kembali tidak mudah, entah bila lagi akan muncul bangunan Islam di Eropah.
Allah Ta'ala memberikan gambaran terhadap orang-orang kafir sikap terhadap dunia, seperti digambarkan dalam surah al-Baqarah, ayat 212: "Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman, padahal orang -orang yang bertakwa lebih mulia daripada mereka di hari kiamat. Dan, Allah member rezeki kepada orang-orang yang kehendaki-Nya tanpa batas".
*sumber dari eramuslim.com
No comments:
Post a Comment