Jutawan Jerami

 Hafizi Wealth : BACA SAMPAI HABIS CERITA INI

"Dari sebatang jerami"

Al kisah, pada zaman dahulu kala di sebuah kampung yang kecil, hiduplah seorang petani miskin bernama Yosaku. Yosaku ialah petani muda yang baik hati dan suka menolong, dia juga rajin dan bekerja keras.

Yosaku tidak mempunyai rumah, dia tinggal di lumbung jerami milik majikannya. Walaupun begitu Yosaku tidak pernah bersedih hati, dia pantang menyerah dan terus berdoa supaya kehidupannya boleh berubah.

Di suatu malam saat Yosaku sedang tertidur pulas, bermimpilah dia. Dalam mimpinya itu terdengar suara yang mengatakan bahawa dia harus menjaga benda pertama yang dia dapat di pagi hari nanti.

Keesokan paginya Yosaku yang masih kehairanan dengan mimpinya tadi malam secara tak sengaja kakinya tersandung batu. Secara spontan dia sempat mencari-cari pegangan untuk menahan tubuhnya agar tidak terjatuh. Hingga akhirnya dia hanya mampu menggapai sebatang jerami dan dia pun terjatuh. 

Kemudian, dia teringat kembali akan mimpinya semalam, lalu katanya dalam hati,

"Apakah ini benda yang perlu aku jaga sesuai dengan yang dikatakan seseorang di dalam mimpi semalam?".

Dengan rasa hairan, dia terus membawa sebatang jerami itu bersamanya. Tiba-tiba datang seekor lalat dan terus mengitari wajah Yosaku. Yosaku pun merasa kesal dan menangkap lalat itu, kemudian ia mengikatnya di hujung jerami tadi. "Nguuung ... nguuung ... nggguuunnnggg ..." lalat itu berdengung-dengung dan Yosaku tertawa melihatnya, "Ha ... ha ... haha ...".

Yosaku membawa lalat itu menuju ke ladang. Di tengah perjalanan, ada satu rombongan saudagar kaya yang sedang melintas. Anak saudagar itu memandangi Yosaku dari jauh yang sedang tertawa-tawa melihat lalat dijerami miliknya itu. Anak itupun tertarik dan berkata kepada ibunya, "Ibu, aku mau mainan ituuuu ..." sambil menunjuk ke arah Yosaku.

Kemudian sang ibu memanggil Yosaku dengan niat untuk membeli lalat itu darinya. Namun Yosaku berkata kepada anak saudagar itu, "Adik kecil, ambillah ini ..", dan Yosaku segera berkata kepada ibu anak itu, "Tidak usah dibayar, bu". Sebagai gantinya sang ibu memberikan tiga buah oren yang sangat segar kepada Yosaku.

Kemudian Yosaku meneruskan perjalanannya lagi. Di tengah jalan dia bertemu dengan seorang ibu tua yang sedang kehausan dan terduduk lesu di pinggir jalan. 

Yosaku lalu menghapirinya dan berkata, "Makanlah ini bu .." sambil memberikan oren miliknya. 

Ibu tua itu berkata, "Terima kasih nak. Kamu memang anak baik. Sekarang aku sudah segar dan tidak haus lagi. Dan ini sebagai gantinya, ibu berikan kain ini kepadamu". 

Awalnya Yosaku menolak untuk menerimanya, namun sang ibu memaksa dan akhirnya Yosaku menerima tiga helai kain yang indah itu.

Kemudian Yosaku meneruskan perjalanannya lagi. Dan belum sampai ke ladang, dia bertemu dengan lelaki penunggang kuda. Lelaki itu berkata 

"Hai anak muda, kudaku pincang. Aku tidak boleh menungganginya". 

Lalu jawab Yosaku, "Aku boleh menjaga dia..." 

Maka lelaki itu berkata kembali, "Apakah kau mau membeli kuda ini sekalian?". 

Jawab Yoosaku, "Tetapi aku tidak punya wang untuk membayarnya, tuan". 

Jawab lelaki itu, "Berikan saja aku dua helai kain indah itu. Kain itu dapat kujadikan hadiah yang indah untuk isteri aku". 

Maka Yosaku memberi dua helai kain untuk ditukarkan dengan kuda itu.

Kemudian Yosaku bersama kudanya berjalan ketempat petani rumput. Yosaku hendak membeli makanan untuk kudanya, dan dia berkata kepada petani itu, "Bolehkah saya menukarkan sehelai kain ini dengan makanan untuk kuda ini?". 

Pak petani sangat gembira menerima kain yang indah itu dan merawat kuda Yosaku hingga kakinya sembuh dan pulih. 

Sesampainya di desa, Yosaku bertemu dengan petani pemilik ladang. Petani ini menyukai kuda yang di bawa Yosaku. Petani itu pun merancang untuk menukarkan sebidang tanah miliknya dengan kuda Yosaku.

Petani tersebut berkata, "Nak, apakah engkau mau menukarkan kudamu itu dengan sebidang tanah yang ku miliki?", tawar petani itu.

Yosaku pun setuju. Dan sejak hari itu Yosaku mempunyai sebidang tanah. Dia sangat bersyukur atas tanah yang telah dimilikinya itu.

Dia bekerja keras menggarap tanahnya dan membina sebuah rumah sederhana di dekat tanah garapannya. Kerana kegigihan dan ketekunannya, Yosaku kian hari menjadi petani yang semakin kaya. Dia hidup bahagia bersama isteri dan anak-anaknya. Akhirnya, orang-orang di kampung menggelarkan Yosaku dengan sebutan "Jutawan Jerami".

P/S : Demikianlah motivasi anak tentang Yosaku yang rajin berdoa, baik hati, suka menolong, giat berusaha, pekerja keras, dan pantang menyerah mewujudkan mimpi dan cita-cita yang dia idam-idamkan. Apa yang penting adalah, 

"BERANI AMBIL PELUANG" yang ada.

#JejakJutawan