MENGENANG KESYAHIDAN HASAN AL-BANNA 12 FEBRUARI 1949
On this day, 12 February 1949, famous Egyptian political and religious leader, Hasan al-Banna was assassinated by the Egyptian security agents. He is best known for founding the Muslim Brotherhood (al-Ikhwan al-Muslimin) in Egypt in 1928. The organisation has played a central role in Egyptian political and social affairs.
SIKAP TAWADHU' HASAN AL-BANNA
Ada seorang anak muda yang ikut menjadi sukarelawan untuk membantu para mujahid di Palestin, Si-ayah mengira bahawa Imam Hasan Al Bannalah yang telah mempengaruhi anaknya untuk menjadi sukarelawan.
Ia pun datang ke markas pusat menemui Imam Hasan Al-Banna sambil marah-marah. Ia menyoal Al-Banna habis-habisan, Namun, Al-Banna tetap tenang menghadapi ayah dari anak muda itu. Al-Banna berjanji akan segera meminta anaknya pulang dari Palestin.
Mendengar janji itu, kemarahan si-ayah pun mulai reda. Sebenarnya, ayah dari anak muda itu memiliki pandangan yang sudah mulai lemah. Buktinya, sebelum masuk menemui Imam Hasan Al-Banna, ia meninggalkan sepatunya di luar pintu. Ketika hendak pulang, ia menoleh ke sana ke mari untuk mencari sepatunya, padahal sepatunya ada di hadapannya.
Melihat hal itu, Imam Hasan Al-Banna segera tunduk mengambil sepatu orang tersebut dan memasangkannya pada kedua kakinya. Lelaki itu menjadi tercengang dengan sikap Al-Banna. Kejadian tersebut merupakan kesan terakhir dengan lelaki tersebut. Sebab, setelah itu Al-Banna syahid di tangan orang-orang yang kejam dan tidak punya hati.
Lelaki itu berkata sambil mengenang kesan terakhirnya, "Sifat Imam Hasan Al-Banna bagaikan air yang sejuk."
UMAR AT-TILMISANI
Zikriyat La Mudzakkirat, ms. 250
No comments:
Post a Comment